Pengumuman

Hadiri dan meriahkanlah Haol Akbar Syaikhona Al-Adzim Al-Habib Muhsin Ali Al-Hinduan R.A di-Kota Sumenep

Senin, 06 April 2009

Alhamdulillah bisa ngeblog lagi. Nah sekarang admin akan membahas tentang sambungan yang kemaren kita bahas

Setelah pada bagian pertama kita telah mengetahui perbedaan antara bahasa Arab ‘Amiyyah dengan bahasa Arab Fusha, sekarang kita akan mengetahui lebih lanjut bahasa Arab ‘Amiyyah Mesir…

Bahasa Arab ‘Amiyyah Mesir dan Macamnya

Bahasa Arab ‘Amiyyah Mesir adalah bahasa lisan (percakapan) yang digunakan di negara Mesir dan beberapa wilayah Arab lainnya, semisal Sudan. Pada awalnya, penduduk Mesir menggunakan bahasa Qibti sebagai bahasa sehari-hari mereka. Setelah bangsa Arab memasuki wilayah Mesir (fathul-’arab), maka tersebarlah bahasa Arab. Pada perkembangannya, bahasa Qibti mulai ditinggalkan dan tergantikan oleh bahasa Arab. Akan tetapi, bahasa Arab yang digunakan di Mesir tidak bisa terlepas dari dialek bahasa asli yang sudah mapan. Jadi, bahasa Arab ‘amiyyah Mesir merupakan bahasa Arab‘amiyyah yang mendekati bahasa Arab fusha dengan dialek Mesir.

Berdasarkan tempatnya (dialek geografi), secara garis besar bahasa Arab ‘amiyyah Mesir dibedakan ke dalam dua bentuk dialek, yaitu dialek Mesir bagian Bawah/Hilir (Lower Egyptian) dan dialek Mesir bagian Atas/Hulu (Upper Egyptian). Dialek geografi ini dapat juga diklasifikasikan berdasarkan tempat dimana dialek itu digunakan, semisal dialek Cairo, dialek Alexandria, dialek Luxor, dialek Aswn, dan dialek-dialek lainnya.

Adapun dilihat dari status sosial penggunanya (dialek sosial/sosiolek), bahasa Arab ‘amiyyah Mesir dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tingkatan, yaitu bahasa percakapan kaum terpelajar (the Educated Spoken Arabic), bahasa percakapan masyarakat biasa yang telah mengalami pencerahan (the Enlightened Spoken Arabic), dan bahasa percakapan masyarakat yang buta huruf (the Illiterate Spoken Arabic).

Karakteristik Bahasa Arab ‘Amiyyah Mesir

Sebagai bahasa percakapan, bahasa Arab ‘amiyyah Mesir dilihat dari segi fonologi memiliki beberapa karakteristik, di antaranya :

  1. Huruf terakhir diwaqafkan, contoh : katab (artinya: dia menulis) berasal dari kataba
  2. Huruf awal kata sandang al yang berada di awal kata dibaca melemah (el), contoh : el-walad (artinya: anak laki-laki) berasal dari al-waladu
  3. Adanya subtitusi (al-Ibtidal) dari beberapa huruf dalam pengucapan. Seperti berubahnya huruf “Jim” yang diucapkan “Je” pada bahasa Arab fusha, menjadi “Ge” pada bahasa Arab ‘amiyyah Mesir. Contoh: al-Jaridah (artinya: Koran/Surat Kabar) dalam bahasa Arab fusha diucapkan “al-Jaridah”, dalam bahasa Arab ‘amiyyah Mesir diucapkan “el-Garidah”. Begitu juga dengan berubahnya huruf “Qaf”, terkadang diucapkan seperti dalam bahasa fusha, tetapi kebanyakan bahasa Arab ‘amiyyah Mesir diucapkan seperti huruf “Hamzah”. Sebagai contoh: kata Qalam (artinya: Pulpen) dalam bahasa Arab fusha diucapkan “Qalam”, sedangkan dalam bahasa Arab ‘amiyyah Mesir pengucapannya menjadi “Aalam”

0 Comments:

Post a Comment



Pengumuman

Perkiraan biaya bagi satu peserta haol sekitar 1,2 juta rupiah. Bagi ikhwan dan akhwat yang ingin memeriahkan Haol sebagai bukti cinta pada sang Guru dapat mendaftarkan diri pada sekretariat Naqsyabandiyah Mudzhariyah dimasing-masing kota anda.Keberangkatan rencana nya tanggal 22 Juni 2009.